Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi. Kampung Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, termasuk tempat wisata pedesaan Sunda yang masih alami. Selain rumah-rumah yang mempertahankan bentuk kuno, masyarakatnya juga masih memegang teguh tradisi.
Mencari salah satu opsi berwisata di kala long weekend? Kampung Naga di Tasikmalaya nampaknya menjadi salah satu spot yang menarik dikunjungi nih traveler.
Mereka umumnya memeluk agama Islam, tetapi juga melestarikan adat istiadat nenek moyang. Yuk simak bagaimana asal-usul Kampung Naga ini, lengkap dengan daya tarik wisata, tradisi yang masih berjalan, serta lokasi Kampung Naga tersebut.
Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi
Kampung ini bukanlah tempat hunian hewan magis, melainkan salah satu kampung adat yang dimiliki oleh Jawa Barat. Meski bukan objek wisata, namun area pedesaan ini banyak mengundang perhatian wisatawan yang tertarik pada kehidupan tradisional yang sarat akan budaya serta penghormatan terhadap alam.
Pernah merencanakan untuk menyingkir dari kehidupan perkotaan yang ramai? Atau ingin liburan berfaedah yang sarat edukasi? Kedua pertanyaan tersebut bisa dijawab oleh sebuah tempat bernama Kampung Naga di Tasikmalaya.
Asal-usul Kampung Naga
Nama Kampung Naga mungkin terkesan seperti kawasan pecinan karena hewan naga ini identik dengan budaya orang Cina. Padahal Kampung Naga di Tasikmalaya sama sekali tidak berhubungan dengan adat Cina.
Punduh atau salah satu pimpinan kampung setempat, Aki Ma’un, menjelaskan nama ‘naga’ tidak terkait dengan jenis hewan maupun nama buah. Nama tersebut berasal dari lokasi daerah yang berada di bawah bukit atau di lembah bukit.
Tempat seperti ini sering disebut oleh orang Sunda sebagai ‘dina gawir’. Kata ‘dina’ merujuk pada makna tempat, sementara ‘gawir’ berarti lembah atau jurang. Tapi orang Sunda sering melafalkannya menjadi ‘na gawir’. Dari situlah disingkat menjadi ‘naga’.
“Nama Naga itu asalnya dari kata ‘na gawir’, kan kampung posisinya di bawah bukit. Jadilah disebut Kampung Naga,” kata Ma’un yang pernah diwawancarai detikJabar, 14 Februari 2022.
Dikutip dari Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Filsafat Garuda Volume 1, No 1, Maret 2023, berikut ini sejumlah daya tarik wisata Kampung Naga Tasikmalaya:
Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi
1. Pemandangan Indah
Kampung Naga berada di lembah dengan ketinggian 488 mdpl. Pemandangan kampung ini masih khas pedesaan, mulai dari persawahan, empang, bukit, sungai, dan hutan.
Kawasan permukiman di sini pun menjadi pemandangan unik karena sudah jarang terlihat rumah dengan bentuk tradisional. Sepanjang perjalanan masuk ke kampung pun kita akan disuguhi pemandangan indah, termasuk ketika melewati 444 anak tangga.
2. Udara Sejuk dan Suasana Tenang
Jarak Kampung Naga dengan jalan raya sekitar 1 km, sehingga cukup jauh dari keramaian. Hal ini selain membuat udara sejuk, suasananya pun cukup tenang. Tempat ini cocok untuk menenangkan diri dari suasana perkotaan.
3. Mitos di Kampung Naga
Ada juga hal yang membuat wisatawan tertarik datang ke Kampung Naga, yaitu ingin mengetahui mitos atau aturan adat yang unik, misalnya mengenai larangan masuk hutan keramat. Pelanggar aturan akan dikeluarkan dari kampung tersebut.
4. Oleh-oleh Khas
Tentunya, wisatawan banyak yang mencari oleh-oleh khas dari objek wisata tujuannya. Di Kampung Naga, banyak kerajinan tangan yang dihasilkan oleh masyarakat lokal, misalnya anyaman lampu gantung, teko yang terbuat dari batok kelapa, tas dari batok kelapa, bakul nasi, tas anyaman, hingga lukisan.
5. Edukasi Budaya
Kebudayaan juga menjadi daya tarik dari Kampung Naga, sebab masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadatnya.
Masyarakat luar bisa belajar kebudayaan dengan belajar langsung di Kampung Naga. Kamu juga bisa menyaksikan berbagai upacara adat di Kampung Naga, seperti upacara Menyepi dan upacara adat Hajat Sasih.
Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi
Tradisi Budaya di Kampung Naga
Berikut ini sejumlah tradisi budaya di Kampung Naga:
Kesenian
Dikutip dari situs Kemdikbud, Kampung Naga memiliki beberapa kesenian, antara lain Terbang Gembrung, Terbang Sajak, angklung, dan gambang.
Terbang Gembrung adalah sajian musik yang sering dimainkan pada saat malam takbiran. Kesenian ini dianggap suci dan sakral, sehingga hanya dimainkan pada waktu tertentu, dan hanya disaksikan warga Kampung Naga saja.
Upacara Menyepi
Upacara Menyepi selalu dilaksanakan penduduk Kampung Naga setiap Selasa, Rabu, dan Sabtu, oleh setiap penduduk laki-laki maupun perempuan. Pelaksanaannya diserahkan masing-masing warga, tapi pada intinya adalah menghindari pembicaraan tidak baik.
Upacara Hajat Sasih
Upacara adat Hajat Sasih dilaksanakan oleh seluruh masyarakat adat Sa-Naga, baik yang tinggal di dalam maupun luar Kampung Naga.
Pelaksanaannya pada bulan Muharram tanggal 26, 27, 28, bulan Maulud tanggal 12,13,14, bulan Sya’ban tanggal 16,17,18, bulan Syawal tanggal 14, 15, 16, dan bulan Rayagung tanggal 10, 11, 12.
Upacara Hajat Sasih dilakukan dengan berziarah dan membersihkan makam. Mereka juga harus mandi bersih di Sungai Ciwulan, kemudian berwudhu.
Bangunan
Dikutip dari Indonesia.go.id, agunan di Kampung Naga tampak seragam. Rumah-rumah ini memanjang dari timur ke barat atau sebaliknya, sejalan dengan alur matahari.
Bentuknya adalah rumah panggung kayu, berpondasi batu, berdinding anyaman bambu berlapis kapur putih, lantai dari papan kayu, serta beratap segitiga dari ijuk hitam pekat yang membentuk julang ngapak atau sayap burung mengepak.
Ada tiga bangunan yang tidak digunakan sebagai tempat tinggal, yaitu masjid, Bumi Ageung, dan Bale Patemon.
Masjid adalah satu-satunya tempat ibadah di kampung. Bumi Ageung adalah tempat sakral untuk menyimpan benda-benda pusaka adat. Sedangkan Bale Patemon digunakan untuk pertemuan warga.
Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi
Hidup Tanpa Listrik
Pemukiman Kampung Naga tidak dialiri listrik karena diyakini bisa berdampak buruk bagi kehidupan mereka.
Namun, bukan berarti mereka tidak menggunakan alat elektronik. Mereka bisa menonton televisi atau radio menggunakan aki.
Hasil Panen Disimpan Sendiri
Hasil panen padi di Kampung Naga kebanyakan disimpan sendiri dan jarang dijual kepada masyarakat luar. Mereka biasa memanen padi dua kali setahun. Hasil panen disimpan di leuit atau lumbung di belakang rumah.
Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi
Harga Tiket Masuk Kampung Naga
Tidak ada tiket masuk yang diberlakukan. Pengunjung dapat memasuki kampung ini secara cuma-cuma, syaratnya hanya wajib lapor pada petugas keamanan yang berjaga. Sangat disarankan untuk berkunjung menggunakan paket tur wisata dan pemandu yang berasal dari warga lokal.
Jenis Tiket | Harga |
Tiket Masuk | SEIKHLASNYA |
Pemandu | Rp150.000 |
Narasumber | Rp300.000 |
Parkir Motor / Mobil | Rp3.000 / Rp10.000 |
Parkir Elf / Mini Bus | Rp15.000 / Rp25.000 |
Parkir Bus | Rp40.000 |
Jam Buka Kampung Naga
Desa wisata ini terbuka untuk umum setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Pada tanggal tertentu, diadakan Hajat Sasih yang dapat disaksikan oleh pengunjung.
Harga Tiket Kampung Naga Tasikmalaya, Wisata Jabar Penuh Daya Tarik dan Tradisi
Selamat berlibur 🙂